Kau datang ke hidupku secara tiba-tiba
Dan kau pergi dari hidupku secara tiba-tiba juga
Terima kasih telah membiarkanku untuk mengenalmu lebih dalam
Terima kasih telah merelakan dirimu untuk mengenalku lebih dalam
Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk mencintaimu
Terima kasih telah mencoba mencintaiku dengan begitu kuatnya
Terima kasih telah memberiku sebuah hubungan yang berarti
Terima kasih telah memberi sedikit bagian dari hidupmu untuk aku isi
Terima kasih telah membuat hatiku lebih kuat karena sikapmu
Dan tentu saja terima kasih telah tidak meninggalkan pesan apapun saat kamu pergi dari hidupku
Terima kasih untuk segala nya Indonesia China Australia Laos :')
Miss Galau punya cerita
Jumat, 21 September 2012
Kamis, 04 Agustus 2011
Biarkan Rasa Itu Hadir (1)
14 februari 2010
"Aku gak bisa! Aku belum bisa dan mungkin gak akan bisa!" bentak ku.
15 Februari 2010
Pagi ini terasa ada yang kurang. Biasa nya aku selalu bareng Joan berangkat sekolah maupun pulang sekolah. Tapi pagi ini berbeda, aku berangkat ke sekolah dianter Pak Aeb, tukang ojek langganan mamah. Mungkin setelah penolakan ku semalam, Joan sudah tidak mau berurusan dengan ku lagi.
"Sar, semalem lo di tembak Joan? aaaaa pasti seneng banget ya lo ditembak sama cowo idola satu sekolah." teriakan Mela mengagetkan ku.
"Tau darimana mel? Ah biasa aja kok. Malah gue gak seneng." jawabku sambil cemberut.
"Tau dari Riko tuh. Kenapa gak seneng sih Sar? Jangan bilang lo tolak dia." mata nya langsung bergidik padaku.
"Iya Mel gue nolak Joan." jawab ku dengan muka datar. Aku berusaha tidak menunjukkan ekspresi apapun di hadapan Mela.
"KENAPA SAR? KENAPA?!?" kali ini Mela agak sedikit berteriak.
"Tenang dulu Mel. Gue nolak dia karena........" tak ku lanjutkan kalimat itu. Aku tak sanggup melanjutkan nya.
"karena apa Sar? Karena masa lalu lo itu? Sar, apa dia sekarang masih sayang sama lo? Inget sama lo aja gue rasa enggak! Please Sar, lupain dia! Tolong terima orang lain buat ngobatin luka hati lo itu!" kali ini Mela menatap mata ku dalam-dalam. Kali ini ucapan Mela benar-benar membuat ku sedih, membuat ku kembali mengingat luka itu.
"Mel please, gue lagi gak mau ngebahas itu." tatap ku dalam-dalam padanya.
"Oke oke. Gue ngerti. Tapi gue harap lo bisa move on yaa. Gue sayang sama lo. Gue gak mau lo terus-terusan kaya gini." Aku hanya mengangguk dan memeluk Mela.
24 Februari 2010
Sudah seminggu lebih Joan sama sekali tidak menghubungi ku. Pernah aku sekali bertemu nya di sekolah, namun ia hanya memandang ku sebentar, lalu langsung mengalihkan pandangan nya. Aku tau mengapa Joan bersikap seperti itu padaku. Untuk saat ini aku bisa terima sikap nya padaku. Mungkin Joan terlanjur sakit hati oleh penolakan ku di malam valentine itu.
"Sar, lo di panggil Bu Ana tuh." teriak Riko dari depan kelas.
"Hah? Gue? Emang ada urusan apa ko?" tanyaku kaget.
"Mana gue tau. Samperin aja gih sana." jawab Ricko.
Dengan terburu-buru aku menuju ruang guru. Bekal yang sedang ku makan segera aku tutup dan meletakkan nya di tas. Aku penasaran, tak biasanya Bu Ana memanggil ku ke ruangan nya.
Tok..Tok..Tok..
"Yak masuk."
"Permisi bu. Ibu Memanggil saya?"
"Iya Sarah. Duduk sini."
"Ada apa Bu?"
"Kamu tau Joan kemana?"
"Hah? Aduh saya gak tau Bu. Memang nya kenapa Bu?"
"Joan sudah seminggu ini tidak masuk sekolah. Kamu kan dekat dengan Joan, mungkin kamu tau dia kemana?" aku cukup kaget mendengar Joan tidak masuk seminggu ini. Memang sih, pertemuan terakhir ku dengan Joan saat sehari setelah malam valentine, setelah itu aku tidak melihat nya lagi di sekolah.
"Saya gak tau Joan kemana Bu. Belakangan ini kami lost contact."
"Kan kamu teman dekat nya Joan, bisa tolong ibu untuk mengetahui keberadaan Joan dimana? Dan kenapa Joan tidak masuk sekolah seminggu ini?"
"Hmm baik Bu. Saya akan coba tanya ke teman-teman basket nya Joan dan tanya ke Joan nya langsung." jawabku. Sebenarnya aku pun tak yakin apa aku bisa mendapat informasi tentang Joan.
"Baiklah. Kalau begitu kamu bisa kembali ke kelas sekarang. Terima kasih ya Sarah."
"Iya Bu. Permisi."
Langkah ku begitu berat saat meninggalkan ruang Bu Ana. Aku bingung harus bertanya pada siapa terlebih dahulu. Aku gak dekat dengan teman-teman basket Joan, kenal pun tidak. Aku tak mungkin langsung bertanya pada Joan. Mengingat kejadian malam valentine kemarin, aku jadi sungkan berhubungan dengan nya lagi.
25 Februari 2010
"Mela, lo harus tolongin gue." teriak ku dari depan kelas saat aku baru sampai sekolah.
"Apaan sih Sar? Sabar sabar. Taro tas lo dulu gih sana." tampak nya Mela kaget dengan teriakan ku itu. Aku taruh tas di tempat duduk ku, dan langsung ke tempat duduk Mela.
"Mel, kemarin Bu Ana panggil gue ke ruangan nya. Katanya Joan udah seminggu gak masuk sekolah, dan gue disuruh cari tau kenapa dia gak masuk."
"Terus apa yang perlu gue bantu? Lo tinggal sms dia atau telpon dia, terus tanya deh kenapa dia gak masuk. Gampang kan?"
"Gak segampang itu. Lo tau kan setelah gue tolak valentine kemarin dia jadi menjauh dari gue. Gue takut nanti dia malah makin benci sama gue." jawab ku dengan mimik sedih.
"Sar, gue yakin dia gak akan benci sama lo. Gimana pun dia pernah suka dan sayang sama lo. Gak seharusnya dia benci sama lo." ucap Mela meyakinkan ku.
"Hmm tapi Mel........."
"Gak ada tapi-tapian! Lo mau kan hubungan lo baik lagi sama dia? Ayo ini kesempatan lo untuk memperbaiki hubungan kalian lagi!"
Beberapa menit ku berpikir......
"Oke gue akan coba hubungin dia sendiri." akhirnya kalimat itu keluar dari mulut ku.
"Gitu dooong. Itu baru namanya Sarah."
26 Februari 2010
Selama di sekolah aku gak konsen belajar. Aku ingin segera cepat-cepat bel pulang berbunyi. Jam tangan ku menunjukkan Pukul 13:00 , itu waktu nya bel berbunyi. Aku segera berlari menuju parkiran dan langsung menaiki honda city silver ku. Tak ku hiraukan sapaan teman-teman ku. Dalam pikiran ku, aku harus cepat sampai rumah. Ku kebut mobil ku. Aku seperti orang kesetanan. Aku sudah tak sabar.
"Sarah, kamu kenapa sih? Kalo masuk rumah salam dulu doong." teriak mamah dari ruang tv. Terlihat ia sedang menonton acara kesukaan nya.
"Maaf ma, Sarah buru-buru." jawab ku seadanya. Segera ku menuju kamar.
Waktu menunjukan pukul 14:30 , aku masih menatap handphone yang hampir setengah jam ku pegangi. Aku bimbang, apa aku harus sms Joan? atau aku harus menelepon Joan? Setelah memikirkan dengan penuh pertimbangan akhirnya aku memutuskan untuk sms Joan terlebih dahulu.
To : +6283899005xxx
" Joan, aku dengar dari Bu Ana kamu udah gak masuk sekolah seminggu. Hmm kamu kemana? "
Aku tunggu balasan dari Joan. 1 menit...... 5 menit....... 10 menit....... 30 menit....... 1 jam........
Aku tak yakin Joan akan membalas sms ku. Jam beker yang ku letakkan di meja rias berbunyi, menunjukkan pukul 16:00 , itu waktu nya aku berangkat bimbel. Segera ku letakkan handphone ku di kasur, dan aku segera berlari menuju mobil ku. Mungkin hari ini Joan takkan membalas sms ku. Mungkin Joan hari ini masih tidak ingin berhubungan dengan ku, pikir ku. Segera aku pusatkan perhatian ku pada jalan raya.
"Aku gak bisa! Aku belum bisa dan mungkin gak akan bisa!" bentak ku.
Yak, itu bentakkan terakhir ku untuk Joan di malam valentine itu. Saat itu aku memang sedang dekat dengan Joan, tapi aku hanya menganggapnya teman dekat. Banyak teman berkata pada ku "Joan tuh suka sama lo. Kenapa sih lo gak nyadar? Dia udah baik banget sama lo." , ya memang terkadang aku berfikir bahwa Joan suka sama aku hmm tapi setelah aku pikir-pikir kayanya gak mungkin deh. Aku hanya seorang gadis yg tidak terlalu tinggi, rambut terurai panjang, jerawat di pipi, dan berhidung pesek. Mana mungkin seorang Joan yang sangat terkenal di sekolah bisa jatuh hati padaku? Ah itu hanya mimpi bagiku. Aku menganggap kedekatan ku padanya hanya sebatas adik dan kakak. Dia pernah bilang ke aku, dia hanya menganggap ku adik nya. Jadi, atas dasar apa dia menyukai ku?...
15 Februari 2010
Pagi ini terasa ada yang kurang. Biasa nya aku selalu bareng Joan berangkat sekolah maupun pulang sekolah. Tapi pagi ini berbeda, aku berangkat ke sekolah dianter Pak Aeb, tukang ojek langganan mamah. Mungkin setelah penolakan ku semalam, Joan sudah tidak mau berurusan dengan ku lagi.
"Sar, semalem lo di tembak Joan? aaaaa pasti seneng banget ya lo ditembak sama cowo idola satu sekolah." teriakan Mela mengagetkan ku.
"Tau darimana mel? Ah biasa aja kok. Malah gue gak seneng." jawabku sambil cemberut.
"Tau dari Riko tuh. Kenapa gak seneng sih Sar? Jangan bilang lo tolak dia." mata nya langsung bergidik padaku.
"Iya Mel gue nolak Joan." jawab ku dengan muka datar. Aku berusaha tidak menunjukkan ekspresi apapun di hadapan Mela.
"KENAPA SAR? KENAPA?!?" kali ini Mela agak sedikit berteriak.
"Tenang dulu Mel. Gue nolak dia karena........" tak ku lanjutkan kalimat itu. Aku tak sanggup melanjutkan nya.
"karena apa Sar? Karena masa lalu lo itu? Sar, apa dia sekarang masih sayang sama lo? Inget sama lo aja gue rasa enggak! Please Sar, lupain dia! Tolong terima orang lain buat ngobatin luka hati lo itu!" kali ini Mela menatap mata ku dalam-dalam. Kali ini ucapan Mela benar-benar membuat ku sedih, membuat ku kembali mengingat luka itu.
"Mel please, gue lagi gak mau ngebahas itu." tatap ku dalam-dalam padanya.
"Oke oke. Gue ngerti. Tapi gue harap lo bisa move on yaa. Gue sayang sama lo. Gue gak mau lo terus-terusan kaya gini." Aku hanya mengangguk dan memeluk Mela.
24 Februari 2010
Sudah seminggu lebih Joan sama sekali tidak menghubungi ku. Pernah aku sekali bertemu nya di sekolah, namun ia hanya memandang ku sebentar, lalu langsung mengalihkan pandangan nya. Aku tau mengapa Joan bersikap seperti itu padaku. Untuk saat ini aku bisa terima sikap nya padaku. Mungkin Joan terlanjur sakit hati oleh penolakan ku di malam valentine itu.
"Sar, lo di panggil Bu Ana tuh." teriak Riko dari depan kelas.
"Hah? Gue? Emang ada urusan apa ko?" tanyaku kaget.
"Mana gue tau. Samperin aja gih sana." jawab Ricko.
Dengan terburu-buru aku menuju ruang guru. Bekal yang sedang ku makan segera aku tutup dan meletakkan nya di tas. Aku penasaran, tak biasanya Bu Ana memanggil ku ke ruangan nya.
Tok..Tok..Tok..
"Yak masuk."
"Permisi bu. Ibu Memanggil saya?"
"Iya Sarah. Duduk sini."
"Ada apa Bu?"
"Kamu tau Joan kemana?"
"Hah? Aduh saya gak tau Bu. Memang nya kenapa Bu?"
"Joan sudah seminggu ini tidak masuk sekolah. Kamu kan dekat dengan Joan, mungkin kamu tau dia kemana?" aku cukup kaget mendengar Joan tidak masuk seminggu ini. Memang sih, pertemuan terakhir ku dengan Joan saat sehari setelah malam valentine, setelah itu aku tidak melihat nya lagi di sekolah.
"Saya gak tau Joan kemana Bu. Belakangan ini kami lost contact."
"Kan kamu teman dekat nya Joan, bisa tolong ibu untuk mengetahui keberadaan Joan dimana? Dan kenapa Joan tidak masuk sekolah seminggu ini?"
"Hmm baik Bu. Saya akan coba tanya ke teman-teman basket nya Joan dan tanya ke Joan nya langsung." jawabku. Sebenarnya aku pun tak yakin apa aku bisa mendapat informasi tentang Joan.
"Baiklah. Kalau begitu kamu bisa kembali ke kelas sekarang. Terima kasih ya Sarah."
"Iya Bu. Permisi."
Langkah ku begitu berat saat meninggalkan ruang Bu Ana. Aku bingung harus bertanya pada siapa terlebih dahulu. Aku gak dekat dengan teman-teman basket Joan, kenal pun tidak. Aku tak mungkin langsung bertanya pada Joan. Mengingat kejadian malam valentine kemarin, aku jadi sungkan berhubungan dengan nya lagi.
25 Februari 2010
"Mela, lo harus tolongin gue." teriak ku dari depan kelas saat aku baru sampai sekolah.
"Apaan sih Sar? Sabar sabar. Taro tas lo dulu gih sana." tampak nya Mela kaget dengan teriakan ku itu. Aku taruh tas di tempat duduk ku, dan langsung ke tempat duduk Mela.
"Mel, kemarin Bu Ana panggil gue ke ruangan nya. Katanya Joan udah seminggu gak masuk sekolah, dan gue disuruh cari tau kenapa dia gak masuk."
"Terus apa yang perlu gue bantu? Lo tinggal sms dia atau telpon dia, terus tanya deh kenapa dia gak masuk. Gampang kan?"
"Gak segampang itu. Lo tau kan setelah gue tolak valentine kemarin dia jadi menjauh dari gue. Gue takut nanti dia malah makin benci sama gue." jawab ku dengan mimik sedih.
"Sar, gue yakin dia gak akan benci sama lo. Gimana pun dia pernah suka dan sayang sama lo. Gak seharusnya dia benci sama lo." ucap Mela meyakinkan ku.
"Hmm tapi Mel........."
"Gak ada tapi-tapian! Lo mau kan hubungan lo baik lagi sama dia? Ayo ini kesempatan lo untuk memperbaiki hubungan kalian lagi!"
Beberapa menit ku berpikir......
"Oke gue akan coba hubungin dia sendiri." akhirnya kalimat itu keluar dari mulut ku.
"Gitu dooong. Itu baru namanya Sarah."
26 Februari 2010
Selama di sekolah aku gak konsen belajar. Aku ingin segera cepat-cepat bel pulang berbunyi. Jam tangan ku menunjukkan Pukul 13:00 , itu waktu nya bel berbunyi. Aku segera berlari menuju parkiran dan langsung menaiki honda city silver ku. Tak ku hiraukan sapaan teman-teman ku. Dalam pikiran ku, aku harus cepat sampai rumah. Ku kebut mobil ku. Aku seperti orang kesetanan. Aku sudah tak sabar.
"Sarah, kamu kenapa sih? Kalo masuk rumah salam dulu doong." teriak mamah dari ruang tv. Terlihat ia sedang menonton acara kesukaan nya.
"Maaf ma, Sarah buru-buru." jawab ku seadanya. Segera ku menuju kamar.
Waktu menunjukan pukul 14:30 , aku masih menatap handphone yang hampir setengah jam ku pegangi. Aku bimbang, apa aku harus sms Joan? atau aku harus menelepon Joan? Setelah memikirkan dengan penuh pertimbangan akhirnya aku memutuskan untuk sms Joan terlebih dahulu.
To : +6283899005xxx
" Joan, aku dengar dari Bu Ana kamu udah gak masuk sekolah seminggu. Hmm kamu kemana? "
Aku tunggu balasan dari Joan. 1 menit...... 5 menit....... 10 menit....... 30 menit....... 1 jam........
Aku tak yakin Joan akan membalas sms ku. Jam beker yang ku letakkan di meja rias berbunyi, menunjukkan pukul 16:00 , itu waktu nya aku berangkat bimbel. Segera ku letakkan handphone ku di kasur, dan aku segera berlari menuju mobil ku. Mungkin hari ini Joan takkan membalas sms ku. Mungkin Joan hari ini masih tidak ingin berhubungan dengan ku, pikir ku. Segera aku pusatkan perhatian ku pada jalan raya.
Jumat, 20 Mei 2011
Alunan Kasih Sayang Bunda
Ini puisi gue dedikasiin buat bunda gue. Ini puisi gue bikin tengah malem pas lagi field trip di pangandaran. gak ada maksud macem-macem, cuman mau ngeshare aja. enjoy please :)
Dalam setiap irama tubuhmu
Kau selalu menyapa
Dalam kepenatan yang tak pernah terbisik kan
Kau selalu mendekap
Usia ku kini telah berubah
Aku bukan lah lagi gadis kecil
Kau lah yang telah membentuk jiwa mentah ini
Kau lah yang telah mengelola emosi labil ini
Menjadi lokomotif kemajuan
Kau lah yang selalu memberi ku keberuntungan
Dengan nasihatmu kala malam telah larut dan gerbang mimpi siap menghampiri ku
Kala yang lain terlelap
Ku tau kau tak pernah terlena
Pikiran, hati, dan emosi mu selalu bekerja untuk masa depan ku
Kau selalu berpacu dengan waktu
Kau lah pengantar luasnya pengetahuanku
Kala wadah kosakata ku hanya bagai tetesan air
Kau lah yang memenuhinya hingga menjadi lautan
Kau lah bintang berkilau ku
Yang tak kan pernah terlupakan oleh rangkaian huruf cahaya sejarah peradaban manusia
Andai aku bisa bunda
Kan ku balas segenap cinta dan kasih mu
Andai aku mampu bunda
Kan ku persembahkan cinta ku
Seterang kilau mu, sehangat dekapan mu, setulus kasih mu dan sebijak nasihat mu
Ku tau bunda
Tangan mu tak pernah lepas berharap untuk ku
Dalam setiap doa yang kau panjat kan
Ku tau bunda
Senyum mus elalu menyapa dalam setiap kata cinta yang terucap dari lisan mu
Ku tau bunda
Mata hati mu selalu terjaga dalam setiap derap ku
Ya Tuhan
Ku tengadahkan tangan ku
Ku berharap Kau membahagiakan nya seperti ku kini
Ku berharap padaMu
Anugrah kan lah bunda kecupan hangat
Seperti yang selalu ia berikan pada ku
Saat aku terbangun di pagi hari
Bunda pelangi dan matahari ku
Hari ini ku hantar kan seuntai ungkapan hati ku untuk mu
Dengan tulus dari hati ku
Maaf yaa kalo ke panjangan hahaha setelah baca ini comment please. kl gamau juga gapapa sih u,u
Sabtu, 16 April 2011
Pilihan Yang Indah (Cerpen buat Muslim SMAN 5 Depok)
Pagi ini rasanya aku malas sekali berangkat ke sekolah. Selain masih mengantuk, badan ku juga masih pegal-pegal sisa pesta ulang tahun Nana semalam. Tadinya, aku mau izin tidak masuk sekolah, tapi Papi melarangku. Yaaah terpaksa hari ini aku harus masuk sekolah dengan tidak sangat niat.
“Dea, cepatlah kamu berangkat! Nanti telat nak!” ucap Mami agak teriak dari ruang makan. Yak, kalau Mami sudah berucap seperti itu, itu tanda nya aku harus segera berangkat. Sebelum Mami teriak lebih keras lagi.
“Iya Mam aku berangkat nih.” gerutu sambil mencium tangan Papi dan Mami. Papi hanya tertawa kecil melihat tingkah ku. Papi memang selalu menunjukkan perasaan nya lewat bahasa tubuhnya. Papi jarang mau berbicara panjang dengan Mami, apalagi dengan aku.
“Pagi pak! Ayo kita berangkat” sapa ku sambil tersenyum ke arah Pak Munir, supir pribadi keluarga ku.
“Pagi non. Ayo deh naik” jawab nya sambil tersenyum ramah padaku.
**********
Sesampainya ku di sekolah, di depan pintu gerbang SMAN 5 Depok sudah ada Pak Indro yang sedang memperhatikan murid-murid datang. Pak Indro adalah guru yang memang selalu mengawasi pintu gerbang saat murid-murid datang. Wajar saja Pak Indro sudah ada di depan gerbang, ternyata sudah Pukul 06:58 !!!
“Yampun hampir telat aku!” ucapku agak kaget sambil berlari melewati gerbang. Pak Indro hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah ku. Pak Indro sudah hafal betul murid-murid nya yang sering telat, termasuk aku -,-
Akhirnya aku sampai juga di kelas dengan nafas terengah-engah. Aku tak memperdulikan sapaan teman-teman kelas ku. Aku hanya fokus untuk mengatur nafas ku kembali.
“Telat lagi?” kali ini Annisa teman sebangku ku menyapa ku dengan pertanyaan yang sudah sering aku dengar dari mulutnya. Pagi ini ia tampak cantik dengan jilbab putih yang baru ia beli seminggu yang lalu dan bros silver bergambar kupu-kupu di pundaknya.
“Iya Nis. Huh capek” jawabku seperlu nya. Aku masih ingin mengatur nafas ku.
“Makanya bangun tidur tuh jam 5. Biar sekalian solat subuh! Oh iya, nanti istirahat temenin aku ke kelas XII yaa” ucap Annisa. Mata ku langsung berbinar mendengar kata ‘kelas XII’. Hihi maklum laah, aku termasuk AKSKK (Adek Kelas Suka Kakak Kelas).
“Mau ngapain Nis ? Waaw ayo banget aku mah hehe” ucap ku sambil tersenyum kecil.
“Ada deh” jawab Anissa membuat ku semakin penasaran.
**********
“Yes bel istirahat! Ayo Nis jadi gak ke kelas XII?” tanya ku dengan semangat.
“Ihh kamu sabar doong Dea ckck” jawab Anis sambil geleng-geleng kepala melihat aku antusias sekali
Lorong demi lorong kelas XII aku lewati bersama Anissa. Kakak-kakak kelas XII hanya memandang ku heran karena melihat tingkah ku yang aneh. Bagaimana mereka tidak heran, setiap aku bertemu kakak kelas yang cowo aku selalu senyum-senyum sendiri hehehe. Tiba-tiba Annisa berhenti di depan kelas XII IPA 3.
“Kesini Nis? Ngapain?” Tanya ku heran.
“Aku mau ketemu sama ka Ica . Itu loh kakak rohis yang waktu itu aku bilang ke kamu” jawab Anissa dengan santai.
“Hah? Terus mau ngapain?” tanya ku lagi.
“Assalamualaikum ka Ica ” belum sempat ia membalas pertanyaan ku, ia sudah menarik tangan ku menuju tempat Ka Ica duduk.
“Waalaikumsalam ukhti. Apa kabar? Ada apa nih?” jawab ka Ica dengan ramah. Tampak sekali ia orang yang penyabar dan penyayang. Wajah nya tampak begitu bersih. Aku kagum dengan nya.
“Alhamdulillah baik ka. Ini loh temen aku yang waktu itu aku ceritain” ucap nya sambil menunjuk ke arah ku. Aku hanya tersenyum pada ka Ica . Aku bingung harus berkata apa. Aku sendiri pun tak mengerti maksud dari perkataan Anissa.
“Oh ini toh. Dea ya? Apa kabar?” sapa nya ramah pada ku.
“Baik ka” jawab ku sambil tersenyum manis pada ka Ica .
“Gimana gimana? Apa ukhti sudah siap?” tanya Ka ica pada ku.
“Hah? Siap apaan ka?” jawab ku bingung.
“Loh bukan nya ukhti mau menggunakan jilbab?”
“Oh iya ka. Aduh Anissa kamu bilang sama ka Ica ? Yampun aku kan malu” jawab ku malu sambil mencubit kecil lengan Anissa.
“Kenapa harus malu untuk menjadi cantik ukhti?” tanya ka Ica dengan lembut.
“Iya tuh De! Tuh mending kamu tanya-tanya tentang wanita berjilbab sama ka Ica ” ucap Annisa sambil mengedipkan matanya padaku.
“Ihh Anissa!” ujar ku sambil agak melotot ke arah Annisa.
“Aduh ka aku bingung mau ngomong apa” lanjut ku sambil malu-malu. Terlihat sekali aku salah tingkah.
“Yaudah gapapa. Yang penting inget ya ukhti. Lakukan dengan sungguh-sungguh semua niat baik ukhti. Jangan mudah terpengaruh oleh orang lain. Jangan takut untuk menghindari lubang neraka” ucap ka Ica dengan tenang dan lembut.
Aku berpikir sejenak dan mencoba mengartikan kalimat ‘jangan takut untuk menghindari lubang neraka’ yang di ucapkan ka Ica tadi. Entah kenapa, ucapan ka Ica semakin menguatkan ku untuk menutup aurat ku sesuai yang di anjurkan Islam.
“Ehm hmm iya ka. Makasih yaa. InsyaAllah. Doain aja yaa ka” jawab ku dengan senyum merekah di wajah ku.
“Nah bentar lagi bel selesai nih kayanya. Dea, mending kita ke kelas sekarang aja yukk. Ka Ica makasih banyak yaa” ucap Anissa pada ku.
“Iya loh bentar lagi bel selesai istirahat. Kalian belum pada jajan kan ? Hayyo” ucap ka Ica dengan nada bercanda.
“Oke. Yaudah ka, aku ke kelas yaa. Assalamualaikum” ucap ku pada ka Ica dengan senyum manis sambil menarik lengan Anissa menuju kelas ku.
“Waalaikumsalam” jawab ka Ica dengan lembut dan tak lupa senyuman manis nya itu.
**********
Yak akhirnya aku sampai di rumah juga. Huh di luar panas sekali. Membuat ku malas berlama-lama di luar rumah. Segera ku masuk ke dalam kamar ku. Segera ku nyalakan AC hingga 16°. Ku hempaskan badan ku ke kasur. Aku kembali teringat dengan kata-kata ka Ica tadi di sekolah. Apakah aku sudah benar-benar siap? Yak selalu saja pertanyaan itu yang menggelayuti pikiran ku 2 bulan belakangan ini.
Sekitar 3 bulan yang lalu Annisa bertanya padaku, apakah aku mempunyai niat untuk mengenakan jilbab seperti diri nya dan wanita muslimah lain nya. Tapi aku hanya menjawab “sesegera mungkin” , tapi saat menjawab seperti itu aku belum punya niat sama sekali unutk mengenakan jilbab.
Kira-kira kejadian 2 bulan yang lalu yang membuat ku berniat untuk mengenakan jilbab. Di siang yang sangat panas aku melihat seorang gadis kecil berjilbab sedang menjajakan makanan di lampu merah dekat rumah ku. Mungkin jika aku menjadi dia aku tak akan tahan karna kepanasan berjualan di jalanan seperti itu, pikir ku. Tapi aku melihat ada yang berbeda dari gadis kecil itu. Saat ku melihatnya, tak nampak raut lelah di wajah nya. Nampaknya ia sudah terbiasa dengan panas terik nya matahari siang. Aku kagum dengan nya.
Setelah aku melihat gadis kecil itu, aku jadi sering memperhatikan wanita berjilbab lain nya. Dalam keadaan apapun, mereka tampak begitu cantik. Sejak saat itu aku menjadi penasaran dengan segala hal yg berhubungan dengan wanita berjilbab. Aku jadi sering membeli buku-buku islami tentang wanita berjilbab dan membaca nya di rumah.
Hingga akhirnya aku bilang kepada Annisa, “Nis , aku mau pake jilbab. Tapi apakah aku sudah siap?” . Mendengar aku berbicara seperti itu, Annisa langsung bilang pada ka Ica . Yaa, Annisa memang dekat dengan ka Ica dari ia masih menginjak bangku SMP . Nah pertemuanku dengan ka Ica tadi adalah pertemuan pertama ku dengan ka Ica dan itu semua berkat Annisa.
Malam ini aku sudah membulatkan tekat ku. Aku yakin ini adalah keputusan terbaik ku. Aku tak ingin menunggu hari-hari selanjutnya untuk meraih pintu surga. Aku tak ingin membuang waktu. Dengan persetujuan Papi, Mami, Annisa dan tentu saja Allah, bismillah aku siap menutup aurat ku J
**********
“Assalamualaikum ukhti” sapa ku ke Annisa yang sedang menyalin catatan kimia milik Sari. Tampak dari raut wajah nya, ia kaget melihat penampilan ku yang sekarang.
“Waalaikumsalam ukhti. Ini Dea? Subhanallah cantiknyaaa” jawab Annisa dengan mata berbinar-binar melihat ku.
“Iya ini aku Dea. Makasih loh udah di bilang cantik. Udah dair dulu kok hehe” jawab ku sambil tersenyum dengan candaan sedikit.
“Ayo sekarang ikut aku” tiba-tiba Annisa menarik tangan ku ke arah lorong kelas XII. Aku tau ia ingin membawa ku kemana.
Aku hanya mengikuti kemana Annisa menarik ku pergi. Sampai depan kelas XII IPA 3, Annisa berhenti. Ia tampak sudah tak sabar memperlihatkan ku pada seseorang.
“Assalamualaikum ka Ica . Lihat ka. Ini Dea” sapa Annisa dengan muak sumringah sambil menunjuk-nunjuk aku.
“Waalaikumsalam. Dea? Alhamdulillah yaaa. Subhanallah cantik sekali ukhti” puji ka Ica sambil tersenyum lebar pada ku.
“Hehehe gimana ka? Kece gak kece? Hehe” aku menanggapi pujian ka Ica dengan candaan.
“Huss kamu tuh De! Akhirnya udah gak malu lagi kan jadi cantik? Udah gak takut kan unutk menghindari lubang neraka?” tanya ka Ica .
“Enggak doong ka hehe” jawab ku yakin.
**********
Alhamdulillah perubahan ku hari ini mendapat tanggapan positif dari orang-orang sekitar. Bahkan banyak yang memuji ku cantik hehehe. Aku yakin dengan perubahan ku ini aku bisa menjadi lebih baik. Waktu menunjukkan Pukul 21:35 , segera ku sudahi renungan ku hari ini. Segera ku mengambil wudhu, dan aku segera solat isya.
Aku berharap ini adalah awal dari perubahan diri ku. Aku sudah berjanji pada diri ku sendiri dan Allah agar menjadi wanita muslimah yang lebih baik lagi. Ternyata jalan untuk meraih pintu surga sangatlah indah. Terima kasih ya Allah J
Sabtu, 26 Maret 2011
Ini Untuk Kamu :')
Seandainya kamu bisa merasakan apa yang aku rasakan.......
Tiap aku deket sama kamu, aku ngerasa aku gak pantes deket sama kamu.
Tiap aku coba buat perhatian ke kamu, aku ngerasa aku gak punya hak buat perhatian ke kamu.
Tiap aku coba inget-inget kita yang dulu, aku ngerasa aku gak sanggup mengingat itu semua.
Tiap aku kangen sama kamu, aku ngerasa aku gak pantes kangen sama kamu.
Tiap aku mikirin kamu, aku ngerasa aku gak pantes buat mikirin kamu.
Tiap aku coba buat melupakanmu, aku ngerasa aku gak sanggup lupain kamu.
Jujur, banyak cowo yang aku suka. Tapi harus kamu tau, dari banyak cowo itu, gak ada satupun yang bisa memalingkan perhatian dan kasih sayang aku dari kamu. Gak ada yang bisa bener-bener memikat hati aku. Gak ada yang bisa bikin aku lupa sama kamu.
GAK ADA YANG BISA SEPERTI KAMU! :')
Aku emang terlalu munafik untuk bilang 'Aku rela kamu sama oranglain. Aku udah gak berharap buat balik lagi sama kamu.' tapi, aku juga terlalu egois untuk bilang 'Aku sayang sama kamu. Aku gak mau kamu sama oranglain. Aku gak mau kamu pergi dari hidup aku.'
Tolong biarkan aku bertahan dengan rasa ini. Aku gak akan maksa kamu buat kembali lagi sama aku. Tapi kalo kamu mau balik lg ke aku, pasti aku seneng banget :) tapi kalo gak mau dan gak bisa juga gapapa kok ;')
NB : Untuk seseorang yang masih jadi yang terbaik untuk ku ;)
Tiap aku deket sama kamu, aku ngerasa aku gak pantes deket sama kamu.
Tiap aku coba buat perhatian ke kamu, aku ngerasa aku gak punya hak buat perhatian ke kamu.
Tiap aku coba inget-inget kita yang dulu, aku ngerasa aku gak sanggup mengingat itu semua.
Tiap aku kangen sama kamu, aku ngerasa aku gak pantes kangen sama kamu.
Tiap aku mikirin kamu, aku ngerasa aku gak pantes buat mikirin kamu.
Tiap aku coba buat melupakanmu, aku ngerasa aku gak sanggup lupain kamu.
Jujur, banyak cowo yang aku suka. Tapi harus kamu tau, dari banyak cowo itu, gak ada satupun yang bisa memalingkan perhatian dan kasih sayang aku dari kamu. Gak ada yang bisa bener-bener memikat hati aku. Gak ada yang bisa bikin aku lupa sama kamu.
GAK ADA YANG BISA SEPERTI KAMU! :')
Aku emang terlalu munafik untuk bilang 'Aku rela kamu sama oranglain. Aku udah gak berharap buat balik lagi sama kamu.' tapi, aku juga terlalu egois untuk bilang 'Aku sayang sama kamu. Aku gak mau kamu sama oranglain. Aku gak mau kamu pergi dari hidup aku.'
Tolong biarkan aku bertahan dengan rasa ini. Aku gak akan maksa kamu buat kembali lagi sama aku. Tapi kalo kamu mau balik lg ke aku, pasti aku seneng banget :) tapi kalo gak mau dan gak bisa juga gapapa kok ;')
NB : Untuk seseorang yang masih jadi yang terbaik untuk ku ;)
Minggu, 20 Maret 2011
Perkenalan :)
Gue, terlahir pada 11 April 1995 dengan nama Raden roro Atiqah Sekararum Dewanti Meliala. Mungkin buat yg baru kenal gue, pasti akan mengira gue anak yg ribet karna dr namanya aja udah panjang ahaha *apazih gue -_-* . Oke kembali ke perkenalan... Gue terlahir di tengah2 keluarga pejabat (peranakan jawa batak). 3 bersaudara sudah cukup membuat rame rumah gue -__- . Waktu gue kelas TK A gue sekolah di TK MINI Pak Kasur Cikini, terus TK B pindah ke TK Tadika Puri Depok. Pas SD, gue sekolah di SDN Anyelir 1 Depok. Terus beruntung gue bisa lanjutin ke SMPN 2 Depok yg waktu masih jaman gue SD itu sekolah berkualitas banget :o Dan sekarang gue tercatat sebagai siswa kelas X di SMAN 5 Depok :)
Banyak orang bilang gue itu bawel, ribet, frontal, rada lebay, kadang2 drama queen, dan msh banyak lagi deh sifat minus gue -__- Tapi gue masih punya kelebihan kok. Suara gue ya gak jelek2 banget laah hahaha
Oh iya, temen2 gue juga bilang kalo gue itu galau mulu :( iya sih emang, pasti ada aja yg bikin gue galau -_- makanya gue dipanggil Miss Galau -__- (lain waktu gue bakal ceritain gimana suka dukanya di julukin Miss Galau)
Oke, mungkin cukup sampe sini dulu ya perkenalan nya. Di tulisan gue selanjutnya, gue bakal ceritain pengalaman2 gue :) kbye ;)
Banyak orang bilang gue itu bawel, ribet, frontal, rada lebay, kadang2 drama queen, dan msh banyak lagi deh sifat minus gue -__- Tapi gue masih punya kelebihan kok. Suara gue ya gak jelek2 banget laah hahaha
Oh iya, temen2 gue juga bilang kalo gue itu galau mulu :( iya sih emang, pasti ada aja yg bikin gue galau -_- makanya gue dipanggil Miss Galau -__- (lain waktu gue bakal ceritain gimana suka dukanya di julukin Miss Galau)
Oke, mungkin cukup sampe sini dulu ya perkenalan nya. Di tulisan gue selanjutnya, gue bakal ceritain pengalaman2 gue :) kbye ;)
Langganan:
Postingan (Atom)